Ketika mendengar kata INVESTASI, mungkin yang terlintas dibenak kita adalah emas, saham, property, deposito atau reksadana. Lalu apa hubungannya dengan uang kuno? Mungkinkah uang kuno bisa dijadikan alternatif instrumen INVESTASI?
Daripada ragu dan bertanya-tanya, artikel berikut ini layak untuk Anda simak. (Dikutip dari sebuah artikel di Majalah SWA)
Investasi Uang Kuno Boleh Dipertimbangkan
Siapa bilang uang kuno untuk koleksi semata. Bahkan, mungkin masih
ada pandangan yang lebih ekstrem : uang kuno tidak berguna. Entah
disengaja atau tidak, sikap apriori terhadap uang kuno itu berdampak
pada kurangnya penghargaan terhadap nilai historis dan daya jual uang
antik tersebut. Alhasil, beberapa orang menggunakan uang kuno hanya
untuk pengganti roda mainan anak yang rusak, alat kerik badan yang masuk
angin, serta dimasukkan album atau celengan yang tidak pernah dibuka
untuk pencairan. Padahal, kalau kita jeli, uang kuno bisa mendatangkan
rezeki nomplok.
Besarnya potensi uang kuno bak magnet yang menyedot beberapa orang
terjun ke dunia uang kuno (numismatika). Setidaknya ada empat kategori
profil orang yang bersentuhan dengan bidang numismatika. Pertama,
pedagang yang menjadikan uang kuno sebagai komoditas. Kedua, investor
yang memburu capital gain dari modal yang ditanamkan. Ketiga, kolektor
yang sekadar menikmati prestise uang kuno. Keempat, orang iseng yang
menggunakan uang kuno sebagai pelengkap mahar pernikahan atau ikatan
emosional kedaerahan. Contohnya, orang Batak suka menyimpan uang
bergambar pahlawan Sisingamangaraja.
Latar belakang orang tertarik pada uang kuno beragam. Sofwan,
Direktur Keuangan Patra Jasa, misalnya, tertarik membeli uang kuno
lantaran dipicu rasa bingung mencari wahana investasi baru. Dan saat
jalan-jalan di Pasar Baru, Jakarta, ia menjumpai sejumlah orang yang
melakukan transaksi uang kuno, sehingga ia terinspirasi menjadikannya
sebagai instrumen investasi. "Awalnya sih tidak tahu dunia
numismatika, tapi lama-kelamaan menarik juga", tuturnya.
Lain lagi dengan pengalaman Wisnu Baskoro yang sudah berpengalaman
dengan uang kuno sejak kecil. "Waktu itu saya diberi oleh-oleh
uang kuno oleh saudara yang pulang dari AS (Amerika Serikat)",
ujar pria yang bergumul dengan bidang numismatika lebih dari 30 tahun
itu. Sementara Jaka Tianto melirik uang kuno pada 1995 setelah diajak
temannya. Adapun Fahmi Syaiful menggeluti benda kolektibel ini pada
1990, bertepatan dengan saat ia lulus kuliah."Ternyata, investasi
uang kuno bisa dijadikan mata pencarian sehingga tidak perlu pusing
cari kerjaan. Buktinya, saya bisa menghidupi 6 anak dan menunaikan haji
dari jerih payah investasi di uang kuno", ujar Fahmi yang rajin
melakukan jual-beli uang kuno setamat kuliah Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Jenis uang kuno Indonesia yang beredar dibedakan menjadi lima.
Pertama, masa VOC dengan jumlah seri 7 macam. Misalnya, uang Ambonia
1805, uang kertas Probolinggo 1810, Rijksdaalders 1800. Kedua, masa
penjajahan Belanda, dikeluarkan sekitar 15 seri. Contohnya, seri Kreasi,
Recivis, JP Coen, Nica, Wayang dan Uang Kertas Tembaga 1832. Ketiga,
masa penjajahan Jepang, terdiri dari beberapa seri. Sebut saja,
Japansche Regeering (mulai pecahan 1 sen hingga Rp 10) dan Dai Nippon
(dari pecahan Rp 0,5 sampai Rp 10). Keempat, masa uang Republik yang
diterbitkan pascakemerdekaan hingga sekarang. Masa pascakemerdekaan RI
memiliki seri mata uang paling banyak karena hampir saban tahun
dikeluarkan seri baru. Umpamanya, uang ORI yang dicetak tahun 1945, lalu
RIS tahun 1950, seri Pemandangan Alam 1 tahun 1951, seri Kebudayaan
1952, seri Pemandangan Alam 2 tahun 1953, seri Suku Bangsa 1 tahun 1954,
seri Binatang tahun 1957, plus seri Soekarno tahun 1960. Di zaman
setelah kemerdekaan, juga dikenal uang daerah yang diterbitkan dan
berlaku khusus di daerah tertentu, misalnya uang Bodjonegoro tahun 1948,
uang Jogjakarta tahun 1948 serta uang Aceh tahun 1947.
Dari sisi bahan, uang kuno dibedakan menjadi dua macam: koin dan
kertas. Mayoritas orang Indonesia menyukai jenis kertas karena lebih
praktis dan likuid. Kelemahan uang kertas: gampang dipalsu. Nah, untuk
mendeteksinya bisa dilihat dari ciri khas: tanda air, benang pengaman
dan kualitas cetakan kertasnya. Namun, bukan berarti koin bebas risiko.
Buktinya, Fahmi pernah merugi Rp 2,5 juta karena uang kunonya berbentuk
koin diragukan keasliannya. Bahan uang koin umumnya emas, perunggu,
perak, besi, tembaga, logam dan timah.
Tinggi-rendahnya nilai uang kuno dipengaruhi beberapa faktor. "Seperti tingkat kelangkaan barang, kondisi fisik dan munculnya
kolektor baru yang memburu seri mata uang tertentu", kata Jaka,
pemilik gerai Classic Coin yang bergerak dalam jual-beli mata uang kuno
di Depok Town Square. Jadi, belum tentu uang kuno yang umurnya lebih tua
pasti laku lebih mahal. Kondisi fisik yang rusak, lusuh atau cacat akan
mengurangi nilainya. Itulah sebabnya, banyak orang yang terpincut
memburu uang kuno jenis UNC (uncirculation) yang peredarannya bersifat
bank to bank. Lantaran tidak beredar di masyarakat, kondisi uang kuno
UNC lebih bagus. "Kalau kondisi fisiknya jelek, harga uang kuno
tinggal seperlimanya dari harga di pasaran", Sofwan menimpali.
Ia menambahkan, karakter investasi uang kuno mirip perpaduan main
saham dan properti. "Barangnya mesti dihabiskan di pasar agar kita
bisa mengatrol harga atau memonopoli", kata pria 54 tahun ini.
Untuk itu, bermain uang kuno pun perlu trik tertentu, "Perhatikan
bagaimana tingkat ketertarikan masyarakat terhadap mata uang itu. Jika
banyak peminatnya, berarti potensi harganya bagus. Lalu bagaimana motif
gambarnya, apakah punya nilai sejarah yang tinggi dan langka",
ujarnya. Jangan lupa, Sofwan menambahkan, cermati siapa penerbit uang
kuno itu. Menurutnya, beberapa percetakan luar negeri sempat mencetak
mata uang RI sehingga kualitasnya internasional dan harganya tinggi,
misalnya Thomas Bellaru dari Inggris mencetak uang Republik tahun 1951,
American Bank Note tahun 1943 dan percetakan dari Belanda.
Sofwan mengawali investasi uang kuno jenis kertas 1,5 tahun lalu.
Baginya, investasi uang kuno cocok bagi pensiunan karena risikonya lebih
bisa diminimalisasi ketimbang saham. Tujuan investasinya adalah
mendiversifikasi risiko, karena ia juga mengisi keranjang investasinya
dengan saham, tabungan dan properti. "Kelebihan investasi di uang
kuno itu bisa dicairkan secara bertahap sesuai kebutuhan kita",
kata Sofwan yang setahun lagi pensiun. Maksudnya, jika saat ini ia
membeli mata uang kuno dalam jumlah besar, di kemudian hari akan dilepas
sedikit demi sedikit disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan
sembari menunggu harganya naik.
Mendapatkan pasokan atau menjual kembali uang kuno tidaklah sesulit
yang dibayangkan. Investor harus aktif di berbagai kegiatan numismatika,
seperti lelang, pameran atau pertemuan. "Untuk berburu pasokan,
biasanya saya jalan-jalan ke luar negeri atau luar kota. Sedangkan untuk
menjualnya, ke teman, komunitas numismatika atau Internet", kata
Wisnu. Fahmi seia sekata dengan Wisnu. "Selama ini uang kuno saya
dijual juga via Internet ke AS, Kanada, Belanda, India dan Eropa",
katanya.
Berapa besar potensi return-nya? Sofwan yang menghabiskan ratusan
juta rupiah untuk investasi di uang kuno atau 20%-30% dari total
portofolionya memastikan imbal hasilnya lumayan. Untuk investasi jangka
pendek (hitungan bulan) ditaksir 5%-20%, sedangkan investasi jangka
panjang (di atas setahun) bisa lebih dari 100%. Tidak percaya? Ia punya
pengalaman menyimpan uang Republik tahun 1959 bergambar bunga dan
burung. Jumlah uang kuno itu sebanyak 1.000 pak (100 ribu lembar) yang
dibelinya seharga Rp 200 jutaan. Hebatnya, tahun 2006 ini ada yang
berani menawar Rp 1 miliar. "Tapi, tidak saya lepas", ujar
eksekutif yang mengalihkan 25% jatah main sahamnya ke uang kuno itu.
Mengapa? Ternyata, Sofwan hanya bermaksud menjual lagi uang kunonya
secara bertahap. Sebab, ia percaya investasi uang kuno bisa dijadikan
tabungan sekaligus warisan.
Jaka pun mengamini besarnya keuntungan dari investasi uang kuno,
khususnya uang Republik seri Binatang tahun 1957 dan Bunga tahun 1959. "Potensi untungnya 15%-200%, tergantung serinya", katanya.
Ia menjelaskan, tahun 2000 sempat menjual seri Binatang pecahan Rp 10
bergambar menjangan dan Rp 25 bermotif badak seharga Rp 7,5 juta. Namun,
tahun 2002 harga pasarnya sudah melejit menjadi Rp 16 juta. Mengapa
mahal? Rupanya, seri Binatang itu langka karena cuma beredar tiga hari
akibat adanya pemberontakan Pemerintahan Revolusioner RI kala itu.
Pengalamannya menggenggam uang seri Bunga tahun 1959 pun sama. "Untuk pecahan Rp 500, tahun 2004 harganya masih Rp 800 ribu dan
kini harga pasarnya Rp 1,7 juta. Sementara, pecahan Rp 1.000, pada 2005
harganya Rp 150 ribu, sekarang mencapai Rp 400 ribu".
Lebih heboh lagi, Jaka melanjutkan, harga uang kuno tatkala lelang.
Misalnya, hasil Java Auction yang berskala internasional dan digelar 5
Agustus 2006 menyebutkan, satu seri lengkap uang Republik seri Wayang (8
lembar) tahun 2003 harganya Rp 30 juta, tapi pada 2006 terjual Rp 65
juta. Lonjakan harga yang spektakuler juga terjadi pada jenis koin
keluaran zaman Belanda seri Indonesia-Sumatera tahun 1787 (terdiri dari
tiga koin emas) dipatok seharga Rp 225 juta.
Keuntungan yang dramatis pun direguk Fahmi. "Beberapa waktu
lalu saya beli koin Belanda seri tahun 1800 seharga Rp 1 juta, dalam
waktu sebulan sudah laku US$ 1.000" ujar Fahmi yang mengaku
frekuensi transaksinya sebulan rata-rata 4-5 kali. Agar untung tidak
tipis, menurutnya, beli uang kuno dari orang awam, bukan dari pedagang.
Bagaimana ancaman risikonya? "Nyaris tidak ada", kata
Sofwan. Yang paling dikhawatirkan, menurutnya, jika simpanan uang kuno
itu jumlahnya sangat besar, karena keamanannya terganggu. Toh, masalah
itu bisa diantisipasi dengan menitipkan ke safe deposit box di bank.
Bahkan, ia pun tidak khawatir soal pemalsuan karena justru dianggapnya
sebagai "biaya sekolah". "Kalau saya dapat uang palsu,
malah akan saya pelajari teknologi pemalsuannya untuk
pembanding", katanya dengan santai.
Bagi Wisnu, risiko investasi uang kuno ditentukan sejauh mana
pengetahuan seseorang tentang ilmu numismatika. "Kalau knowledge
numismatikanya bagus, nggak bakalan kejeblos", kata pengusaha
restoran Kintamani dan sekolah perhotelan itu. Dengan bekal itulah, ia
berani membenamkan duitnya miliaran rupiah di uang kuno. Ia sengaja
memilih mayoritas koin uang perkebunan dan kerajaan. Koleksinya cukup
lengkap, mulai uang kuno zaman sebelum Masehi, Majapahit, Borobudur,
Belanda hingga era sekarang.
Saran Jaka memperkuat opini Wisnu. "Strategi investasi uang
kuno yang menguntungkan: banyak meng-update bekal ilmu numismatika, beli
uang kuno sebanyak-banyaknya selagi harga murah karena siapa tahu
beberapa tahun kemudian harganya berlipat ganda" ungkapnya. Ia
pun optimistis terhadap prospek investasi uang kuno. Alasannya: uang
kuno memiliki komunitas khusus, sudah terbentuk pasokan dan
permintaan, dunianya atraktif serta terorganisasi sejak 1995. (Sumber : http://swa.co.id/listed-articles/investasi-uang-kuno-boleh-dipertimbangkan)
Jadi, setelah membaca artikel diatas, masihkah Anda ragu untuk berinvestasi di UANG KUNO?
Halo,
ReplyDeletePerkenalkan, nama saya Sarah, salah satu staff perwakilan Perusahaan Broker Instaforex.com
Broker terbaik http://instaforex.com/awards.php
Kami ingin menawarkan kerja sama yang memberikan Anda minimal keuntungan 1.5 pips - 5.3 pips( 15 $ - 53 USD untuk lot pasar secara umum) dari setiap trading klien yang berada dibawah Anda.
Untuk memulai kerjasama , Anda hanya perlu mendaftar melalui link ini https://secure.instaforex.com/id/affiliate-registration.aspx?lang=id
Selain Keuntungan diatas, kami juga menawarkan keuntungan lainnya seperti yang tertera dibawah ini :
Komisi 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20-26 pips untuk Gold; ( partners.instaforex.com/en/partners_comissions.php/)
- Reward tambahan untuk broker yang maju;
- Akses online statistik afliasi selama 24 jam;
- Gratis analisa lalu lintas link afliasi anda;
- Website lengkap gratis dengan kemudahan administrasi;
- Berita-berita forex gratis untuk klien anda;
- Pemilihan materi promosi dan edukasi yang luas;
- Kesempatan pendistribusian buku disediakan oleh perusahaan;
- 8 tipe kemitraan dengan InstaForex dan potensi perkembangan partner.
- Kartu debit bank dari InstaForex
NB:
Untuk program sub IB, Anda mendapatkan 0.1 pip dari subIB
dan juga bonus point dari klien Anda.
Jika Anda tertarik, mohon hubungi kami pada kontak-kontak dibawah ini :
Dengan hormat,
Sarah
Partner Department Consultant
Email: sarah@mail4.instaforex.com
ID skype: sarah@mail7.instaforex.com
YM: sarah.ifx@yahoo.com
FB: Sarah IFX
Whatsapp : 08111490500